tag:blogger.com,1999:blog-14337856369073151192024-02-06T20:05:17.256-08:00Great Cyber Wonder.incjera-4sekawan.blogspot.comrohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.comBlogger57125tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-53305257413284045512016-08-25T23:01:00.001-07:002016-08-25T23:02:16.312-07:00Teroris Itu Orang Bodoh<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmGOa8NYws8glgZRmt2tl2pfNLNsXfys9MY1jmqe2IhRGXAuYXMm5d84Nt9QAtGMLHSt_rhlwAptghqnUDQcAXY8KTERv2Z_3dUXO6iYzL2H3LwYS-kOPQkZf0rJJkeYz3Y5eTDsKI480/s1600/maxresdefault.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmGOa8NYws8glgZRmt2tl2pfNLNsXfys9MY1jmqe2IhRGXAuYXMm5d84Nt9QAtGMLHSt_rhlwAptghqnUDQcAXY8KTERv2Z_3dUXO6iYzL2H3LwYS-kOPQkZf0rJJkeYz3Y5eTDsKI480/s320/maxresdefault.jpg" width="320" /></a></div>
Kelompok Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) semakin berutal. Mereka
terus mempropagandakan ajarannya ke tengah masyarakat dunia. Karenanya
semua warga muslim harus mewaspadainya dengan cara mempelajari agama
dengan baik dan benar.<br />
<br />
Demikian dikatakan Habib Muhammad bin
Husain Anis, Solo dalam acara pembukaan Maulid Rutin di Pesantren
Sirojuth Tholibin, Tanggungharjo, Grobogan, Kamis (28/7).<br />
<br />
"Orang
menjadi teroris itu kemungkinannya ada dua. Pertama bersumber dari orang
bodoh yang sok tahu tentang agama. Kedua, orangnya berilmu namun
ilmunya tidak berkah, tidak bisa bermanfaat bagi dirinya atau orang
sekitarnya," kata Habib Muh.<br />
<br />
Sedangkan kunci mendapat keberkahan
ilmu, lanjut dai muda ini, ada empat hal yang harus terpenuhi pada saat
seseorang mencari ilmu yaitu doa kedua orang tua, halal bekal yang ia
gunakan, waktu yang cukup lama dan restu para guru.<br />
<br />
"Tak ada
ceritanya ulama besar yang mempunyai riwayat dulu saat mondok suka
ghashab (menggunakan harta orang lain tanpa izin)," jelasnya.<br />
<br />
Dalam
kesempatan itu, cicit pengarang gubahan Maulid Simtud Durar ini juga
memaparkan tentang pentingnya berkumpul dalam rangka memanjatkan
shalawat dan membaca sejarah Nabi Muhammad SAW.<br />
<br />
"Orang yang membaca shalawat itu hatinya akan dingin. Tak ada orang shalawatan lalu tawuran itu tidak ada," tegasnya.rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-63825322076000019112016-08-25T22:56:00.001-07:002016-08-25T22:56:42.953-07:00Masuk Neraka Gara-gara Air Wudhu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHsvIu3z0XJUUvJ-Cf398DYKnxBctWOc-cJFHyRwBOELReFPmRA44OHOr-NthmMwtOaGhvAIuIBy8OaMSQBIZxhF3zuSwb0sLPbbl7vdRC3r4mEPpxQGXZBq1uylZfqgNwlh2HKHzs75I/s1600/Take-wudhu-with-reflection-and-dua-GSalam.Net_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="227" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHsvIu3z0XJUUvJ-Cf398DYKnxBctWOc-cJFHyRwBOELReFPmRA44OHOr-NthmMwtOaGhvAIuIBy8OaMSQBIZxhF3zuSwb0sLPbbl7vdRC3r4mEPpxQGXZBq1uylZfqgNwlh2HKHzs75I/s320/Take-wudhu-with-reflection-and-dua-GSalam.Net_.jpg" width="320" /></a></div>
Berikut ini adalah cerita tentang dua orang dengan kondisi yang
kontras: seorang laki-laki kaya raya dan perempuan papa. Dalam
keseharian pun, keduanya tampak begitu berbeda. Sang lelaki hidupnya
padat oleh kesibukan duniawi, sementara wanita yang miskin itu justru
menghabiskan waktunya untuk selalu beribadah.<br /><><br />Kesungguhan
dan kerja keras lelaki tersebut membawanya pada kemapanan ekonomi yang
diidamkan. Kekayaannya tak ia nikmati sendiri. Keluarga yang menjadi
tanggung jawabnya merasakan dampak ketercukupan karena jerih payahnya.
Lelaki ini memang sedang berkerja untuk kebutuhan rumah tangga dan
pendidikan anak-anaknya.<br /><br />Nasib lain dialami si perempuan miskin.
Para tetangganya tak menemukan harta apapun di rumahnya. Kecuali sebuah
bejana dengan persediaan air wudhu di dalamnya. Ya, bagi wanita taat
ini, air wudhu menjadi kekayaan yang membanggakan meski hidup masih
pas-pasan. Bukanah kesucian menjadikan ibadah kita lebih diterima dan
khidmat? Dan karenanya menjanjikan balasan yang jauh lebih agung dari
sekadar kekayaan duniawi yang fana ini?<br /><br />Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani dalam kitab <em>al-Minahus Saniyyah </em>mengisahkan,
suatu ketika ada seorang yang mengambil wudhu dari bejana milik
perempuan itu. Melihat hal demikian, si perempuan berbisik dalam hati,
“Kalau air itu habis, lalu bagaimana aku akan berwudhu untuk menunaikan
sembahyang sunnah nanti malam?”<br /><br />Apa yang tampak secara lahir tak
selalu menunjukkan keadaan sebenarnya. Diceritakan, setelah meniggal
dunia, keadaan keduanya jauh berbeda. Sang lelaki kaya raya itu mendapat
kenikmatan surga, sementara si perempuan papa yang taat beribadah itu
justru masuk neraka. Apa pasal?<br /><br />Lelaki hartawan tersebut menerima
kemuliaan lantaran sikap zuhudnya dari gemerlap duniawi. Kekayaannya
yang banyak tak lantas membuatnya larut dalam kemewahan, cinta dunia,
serta kebakhilan. Apa yang dimilikinya semata untuk kebutuhan hidup,
menunjang keadaan untuk mencari ridla Allah.<br /><br />Pandangan hidup
semacam ini tak dimiliki si perempuan. Hidupnya yang serbakekurangan
justru menjerumuskan hatinya pada cinta kebendaan. Buktinya, ia tak
mampu merelakan orang lain berwudhu dengan airnya, meski dengan alasan
untuk beribadah. Ketidakikhlasannya adalah petunjuk bahwa ia miskin
bukan karena terlepas dari cinta kebendaan melainkan “dipaksa” oleh
keadaan. <br /><br />Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani menjelaskan dalam kitab yang sama bahwa zuhud adalah meninggalkan <em>kecenderungan hati </em>pada
kesenangan duniawi, tapi bukan berarti mengosongkan tangan dari harta
sama sekali. Segenap kekayaan dunia direngkuh untuk memenuhi kadar
kebutuhan dan memaksimalkan keadaan untuk beribadah kepada-Nya.<strong></strong><br />
Nasihat ulama sufi ini juga berlaku kebalikannya. Untuk cinta dunia,
seseorang tak mesti menjadi kaya raya terlebih dahulu. Karena zuhud
memang berurusan dengan hati, bukan secara langsung dengan alam bendawi.rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-47167632619821974932016-08-25T22:51:00.002-07:002016-08-25T22:51:50.904-07:00Fadhilah Shalawat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_pXOIb_wwitstpiFMTmPWLrN5cUkgVylMHrkuelgsBYf9Juyd78Ec3kz6k5IvIcR9EzfI7gJhBUgpOLkM2GNIQt-pP6a8D6At9qrIDH-y45atZiQ1lQy5ff0w4HLsP3itoHjcsbLUQ3A/s1600/peace-40588_640.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_pXOIb_wwitstpiFMTmPWLrN5cUkgVylMHrkuelgsBYf9Juyd78Ec3kz6k5IvIcR9EzfI7gJhBUgpOLkM2GNIQt-pP6a8D6At9qrIDH-y45atZiQ1lQy5ff0w4HLsP3itoHjcsbLUQ3A/s320/peace-40588_640.png" width="320" /></a></div>
Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya dengan sungguh-sungguh (Q.S.
Al-Ahzab ayat 56)<><br />
Semua sudah maklum, bahwa shalawat memiliki berbagai macam fadlilah (keutamaan). Diantaranya adalah hadis riwayat Amr ibn Ash<br />
<div dir="rtl">
<strong><span style="font-size: medium;">عَنْ عَبْدِاللهِ
بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم ،</span></strong></div>
Sesungguhnya Amr bin Al Ash RA mendengar Rosulullah SAW bersabda<em> “Barang siapa yang membaca shalawat sekali saja, Allah SWT akan memberi rahmat padanya sebanyak sepuluh kali”</em><br />
<br />
Dalam kitab Al Fawaid Al Mukhtaroh, Syaikh Abdul Wahhab Asy Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Asy Syadzily berkata<br />
<div dir="rtl">
<span style="font-size: medium;">رَأَيْتُ سَيِّدَ
الْعَالَمِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ
اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً
هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ ؟</span></div>
Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad SAW, aku <em>bertanya
“Ada hadis yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang
yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus
dengan hati hadir dan memahami artinya?” </em><br />
<div dir="rtl">
<span style="font-size: medium;">قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً</span></div>
Kemudian Nabi menjawab <em>“Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat meski tidak faham arti shalawat yang ia baca”</em><br />
Allah Ta’ala memerintahkan malaikat untuk selalu memohonkan do’a
kebaikan dan memintakan ampun bagi orang tersebut. Terlebih jika ia
membaca dengan hati hadir, pasti pahalanya sangat besar, hanya Allah
yang mengetahuinya.<br />
Bahkan, ada sebuah keterangan apabila kita berdo’a tidak dimulai
dengan memuja Allah Ta’ala, tanpa membaca shalawat, kita disebut sebagai
orang yang terburu-buru.<br />
<div dir="rtl">
<span style="font-size: medium;">عن فَصَالَةَ بن عُبَيدْ رضى
الله عنهما قَالَ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً
يَدْعُوْ فِىْ صَلاَتِهِ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ تَعَالَى وَلَمْ يُصَلِّ
عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَجَّلَ هَذَا،</span></div>
Baginda Nabi mendengar ada seseorang yang sedang berdo’a tapi tidak
dibuka dengan memuja Allah ta’ala dan tanpa membaca shalawat, Nabi
berkata <em>“orang ini terburu-buru”</em><br />
<div dir="rtl">
<strong><span style="font-size: medium;">ثُمَّ دَعَاهُ
فَقَالَ لَهُ اَوْ لِغَيْرِهِ اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ
بِتَحْمِيْدِ رَبِّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ
يُصَلِّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَدْعُوْ
بَعْدُ بِمَا شَاءَ، رواه ابو داود والترمذى وقال حديث صحيح.</span></strong></div>
<span style="font-size: xx-small;">Kemudian Baginda Nabi mengundang orang itu, lalu ia atau orang lainnya dinasehati <em>“jika
diantara kalian berdo’a, maka harus diberi pujian kepada Allah SWT,
membaca shalawat, lalu berdoalah sesuai dengan apa yang dikehendaki”</em></span><br />
Apalagi jika bertepatan pada hari Jum’at, maka perbanyaklah membaca shalawat di dalamnya.<br />
<div dir="rtl">
<span style="font-size: medium;">قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم إِنَّ مِنْ اَفْضَلِ اَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَاَكْثِرُوْا
عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيْهِ فَاِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ
رواه ابو داود.</span></div>
Sabda Rasulullah SAW <em>“Hari yang paling mulia adalah hari Jum’at,
maka perbanyaklah shalawat di hari itu, karena shalawat kalian
dihaturkan kepangkuanku”.</em><br />
<br />
Ulama’ sepakat bahwa shalawat pasti diterima, karena dalam rangka memuliakan Rasulullah SAW. Ada penyair yang berkata<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: medium;">أَدِمِ الصَّلاَةَ عَلَى مُحَمَّدٍ فَقَبُوْلُهَا حَتْمًا بِغَيْرِ تَرَدُّدٍ</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: medium;">أَعْمَالُنَا بَيْنَ الْقَبُوْلِ وَرَدِّهَا اِلاَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ</span></div>
<div style="text-align: center;">
<em>Bacalah shalawat selalu, sebab shalawat pasti diterima. </em></div>
<div style="text-align: center;">
<em>Adapun amal yang lain mungkin saja diterima dan mungkin ditolak, kecuali shalawat. Shalawat pasti diterima.</em><em> </em></div>
<br />
Supaya doa berhasil dan terkabul maka saat berdoa kita harus dengan
adab dan tata cara yang tepat yaitu dimulai dengan memuji Allah SWT dan
membaca shalawat.<em> </em>rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-61408462863317567492016-08-25T22:49:00.000-07:002016-08-25T22:49:05.473-07:00Kesaktian Lafal “Yaa Syakuur”<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-BT7qS5Cg9mw48TE2wTJ5SjaBMJ5Xf6SEbSsKv2W02hPtZeStzhd8JUbPn8gmCxviHkK-aNbWpYJxGJWhAbhQQL3IiSK0t9GYABQVJZ_lVos57uwvn6SIUfykrU1SzT9qsuu4lbKHZWY/s1600/KH-Sya%2527roni.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-BT7qS5Cg9mw48TE2wTJ5SjaBMJ5Xf6SEbSsKv2W02hPtZeStzhd8JUbPn8gmCxviHkK-aNbWpYJxGJWhAbhQQL3IiSK0t9GYABQVJZ_lVos57uwvn6SIUfykrU1SzT9qsuu4lbKHZWY/s320/KH-Sya%2527roni.jpg" width="320" /></a></div>
Suatu hari di tahun 1990-an, KH M Sya’roni Ahmadi mengadu kepada
gurunya, KH Bisri Musthofa, ayahanda Gus Mus, tentang keinginan
berangkat ke tanah suci yang belum juga terpenuhi. Singkat cerita, KH
Bisri Musthofa memberikan trik khusus kepada murid kesayangannya itu
supaya keinginan untuk beribadah ke tanah suci segera terwujud. <br /><><br />KH.
Sya’roni pun segera mengamalkan apa yang dipesankan oleh sang guru,
yakni salat Tahajjud setiap malam, cukup dua rakaat, membaca surat
Al-Kafirun dan Al-Ikhlas. Setelah salam mewirid istighfar 70 kali,
selawat nabi 100 kali, serta lafal “yaa syakuur” 1000 kali. KH. Sya’roni
benar-benar mengamalkannya dengan istiqamah setiap malamnya. <br /><br />Sampai
tiba suatu hari, KH. Sya’roni didatangi tamu seorang lelaki muda, gagah
dan tampan yang tak dikenal. Rupanya, ia merupakan alumni madrasah
Qudsiyyah Kudus. Kepada beliau, lelaki ini mengaku bahwa saat itu tengah
menjabat sebagai seorang petinggi kolonel.<br /><br />Tiba-tiba lelaki tadi
bertanya, apakah KH. Sya’roni masih mengajar di Qudsiyyah. Jawabannya
“masih”. Lalu kolonel tadi kembali bertanya, “naik apa?”. KH. Sya’roni
agaknya merasa aneh dengan pertanyaan ini, sebab dengan posisi tempat
tinggal dan madrasah yang tak jauh, tentu saja tidak ada jawaban lain
selain “sepeda,” yang pantas untuk jawaban saat itu.<br /><br /><br />Tak
pernah menyana sebelumnya, setelah mendengar jawaban “sepeda”, kolonel
muda itu berujar dengan nada yang amat serius, “Bagaimana kalau Bapak
Sya’roni saya belikan mobil?”<br /><br />KH. Sya’roni terdiam. Betapa
berbudinya ‘bekas murid’ yang satu ini. Lama tidak pernah bertemu, kini
jauh-jauh mendatangi guru masa kecilnya untuk menawari sebuah mobil
gratis. Sebuah mobil yang dimaksud mengganti sepeda tua untuk berangkat
mengajar ke madrasah. Cukup geli rasanya mengingat betapa biasanya murid
di madrasahnya sering menunggak SPP. Sekarang malah ada murid yang
menawari mobil baru gratis. KH. Sya’roni menangis, terharu dengan
tingkah kolonel santun ini.<br /><br />Tak ingin berlama-lama hanyut dalam keharuan, KH. Sya’roni kemudian memutuskan untuk ‘menawar’ bakal hadiahnya.<br /><br />“Kalau misalkan saya minta ganti selain mobil, bisa nggak?” tawar KH. Sya’roni pada kolonel muda.<br /><br />“Selain mobil, emm... apa itu?” tanya kolonel.<br /><br />“Naik haji,” jawab KH. Sya’roni mantab.<br /><br />“Oh, tentu saja bisa.” <br /><br />Jawaban
kolonel ini sekaligus menjawab doa KH Sya’roni selama bertahun-tahun.
Akhirnya, beliau membuktikan sendiri bahwa lafal “yaa syakuur” yang
diijazahkan oleh KH Bisri Musthofa memang mujarab.<br /><br />Setelah sukses
mengamalkan “yaa syakuur” sendiri, beliau mengajak keluarganya untuk
turut juga mengamalkannya setiap malam. Dan benar, beberapa tahun
kemudian, KH Sya’roni berangkat ke tanah suci untuk yang kedua kali.
Beliau diajak oleh seorang aghniya’. Jika yang pertama dulu beliau
berangkat sendiri, maka yang kedua ini beliau berangkat bersama
istrinya. Dan tentunya, tanpa biaya, berkat “yaa Syakuur”. Begitu, Allah
memberikan jalan bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya, dengan perantara
yang kadang tak terduga, termasuk wirid “yaa Syakuur”.<br /><br />Dan kini,
Mustasyar PBNU itu mengajak kita untuk bersama-sama turut juga mengikuti
jejaknya, mengamalkan wirid “yaa Syakuur”, agar segera memenuhi
panggilan ke Baitullah. Tentu saja, dengan tanpa meninggalkan rangkaian
amalan sebelumnya yang juga diamalkan oleh KH. Sya’roni secara tekun dan
niat yang ikhlas.<strong> </strong>rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-83728775378188602412016-08-19T02:04:00.006-07:002016-08-19T02:04:55.560-07:00Doa agar Tetap Tegar ketika Upaya GagalManusia hanya bisa berencana tapi Tuhanlah yang menentukan. Ungkapan
ini senapas dengan ajaran Islam yang di satu sisi manusia diimbau untuk
senantiasa berusaha dalam meraih cita-cita. Tapi di sisi lain
diperintahkan pula untuk berpasrah diri kepada Allah soal hasil dari
usaha tersebut. Sikap ini merupakan sebuah kesimbangan (<span style="font-style: italic;">tawazun</span>)
yang menjauhkan seorang hamba dari perilaku terlalu mengandalkan
dirinya sendiri lalu melupakan campur tangan Tuhan di dalamnya.<br /><br />Rasulullah SAW bersabda:<br /><br /><span style="font-size: 24px;">اَلْـمُؤْمِنُ
الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ
الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ، اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا
يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ
شَـيْءٌ فَـلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَـذَا ،
وَلَـكِنْ قُلْ: قَـدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ
تَـفْـتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ. وَفِي روَايَةٍ ِبالْفِعْل الْمَاضِي
َقالَ : قدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ َفعَلَ</span><br /><br />Artinya, "Mukmin
yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah ketimbang mukmin yang
lemah, dan keduanya mengandung kebaikan. Berupayalah maksimal untuk
mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada
Allah serta janganlah merasa tak berdaya. Apabila engkau tertimpa
musibah, jangan katakan ‘Seandainya aku berbuat begini, tentu akan
begini atau begitu’, tetapi katakanlah, ‘Ini telah ditakdirkan Allah,
dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki’, karena ucapan
‘seandainya’ akan membuka (pintu) perbuatan setan," (HR Muslim).<br /><br />Hadits
di atas menyiratkan pesan tentang pentingnya bersikap tegar,
optimistis, tidak berpikir mundur, dan tidak cengeng, dengan
mengembalikan urusan kepada Allah. Ketika seseorang mengalami kegagalan
atau peristiwa yang tidak seperti yang didambakan, sepatutnya
mengucapkan: <br /><br /><span style="font-size: 24px;">قدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ َفعَلَ</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Qaddarallâhû wa mâ syâ-a fa‘ala</span><br />
Artinya, "Allah telah menentukan takdirnya dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-59698102845871292632016-08-19T02:04:00.002-07:002016-08-19T02:05:37.521-07:00Doa Jumat Pagi Anjuran RasulullahJumat menjadi hari istimewa. Dalam kamus Islam, Jumat mendapat julukan <span style="font-style: italic;">sayyidul ayyam</span>
(rajanya hari). Ia mendapat kekhususan posisi sehingga amalan ibadah
dinilai lebih utama saat dilaksanakan pada hari Jumat. Rasulullah pun
memiliki amalan khusus tentang hal ini. Di antaranya:<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 24px;">أسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذي لَا إِلهَ إِلاَّ هُوَ الحَيَّ القَيُّوْمَ وأَتُوْبُ إلَيْهِ </span></div>
<br />
<span style="font-style: italic;">Astaghfirullâh alladzî lâ ilâha illâ huwa-l-hayyal qayyûma wa atûbu ilaihi</span><br />
Artinya,
“Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia Yang hidup
kekal serta terus menerus mengurus (makhluk); dan aku bertobat
kepada-Nya.”<br />
<br />
Dalam salah satu riwayat dari Anas, Rasulullah
bersabda bahwa barangsiapa yang pada Jumat pagi sebelum sembahyang subuh
membaca bacaan tersebut sebanyak tiga kali, maka Allah akan mengampuni
dosa-dosanya meskipun sebanyak buih samudra. (Lihat Muhyiddin Abi
Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, <span style="font-style: italic;">Al-Adzkâr</span>, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-711595129668949772016-08-19T02:02:00.001-07:002016-08-19T02:04:26.801-07:00Doa yang Dibaca Rasulullah ketika Berbuka Puasa<div class="bx-clone" style="float: left; list-style: outside none none; position: relative; width: 669px;">
Berbuka
menjadi momen membahagiakan bagi orang-orang yang berpuasa, sebelum
kebahagiaan mereka saat bertemu Rabb-nya. Di saat inilah mereka yang
sejak fajar menahan makan dan minum, mulai membasahi tenggorokan,
mengisi kembali perut, dan secara perlahan memulihkan tenaga.<br />
<div class="s-post">
Rasulullah
menjadikan momen ini sebagai pengungkapan komitmen dan rasa syukur,
sebagaimana yang tercermin dari bacaan yang beliau lafalkan saat
berbuka.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 24px;">اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى</span></div>
<br />
<span style="font-style: italic;">Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika afthartu dzahaba-dh-dhama’u wabtalatil ‘urûqu wa tsabatal ajru insyâ-allâh ta‘âlâ</span><br />
Artinya,
“Duhai Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka.
Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala
telah ditetapkan, insyaaallah.” (Lihat, Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin
Syaraf An-Nawawi, <span style="font-style: italic;">Al-Adzkâr</span>, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">(Mahbib)</span></div>
</div>
<div class="s-foto" style="position: relative;">
<br /></div>
Berbuka
menjadi momen membahagiakan bagi orang-orang yang berpuasa, sebelum
kebahagiaan mereka saat bertemu Rabb-nya. Di saat inilah mereka yang
sejak fajar menahan makan dan minum, mulai membasahi tenggorokan,
mengisi kembali perut, dan secara perlahan memulihkan tenaga.<br />
Rasulullah
menjadikan momen ini sebagai pengungkapan komitmen dan rasa syukur,
sebagaimana yang tercermin dari bacaan yang beliau lafalkan saat
berbuka.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 24px;">اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى</span></div>
<br />
<span style="font-style: italic;">Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika afthartu dzahaba-dh-dhama’u wabtalatil ‘urûqu wa tsabatal ajru insyâ-allâh ta‘âlâ</span><br />
Artinya,
“Duhai Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka.
Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala
telah ditetapkan, insyaaallah.” (Lihat, Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin
Syaraf An-Nawawi, <span style="font-style: italic;">Al-Adzkâr</span>, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-68437297962721350032016-08-19T02:01:00.001-07:002016-08-19T02:01:10.761-07:00Wirid Jelang Menunaikan ShalatSuatu kali Rasulullah didatangi Salma Ummu Rafi’. Budak perempuan yang
dimerdekakannya ini meminta petunjuk Rasulullah tentang amalan apa bisa
ia praktikkan. Nabi <span style="font-style: italic;">shallallâhu ‘alaihi wasallam </span>pun
menjawab, “Saat engkau hendak menunaikan shalat bertasbihlah kepada
Allah sepuluh kali, bertahlillah sepuluh kali, bertahmidlah sepuluh
kali, bertakbirlah sepuluh kali, dan beristighfarlah sepuluh kali.
Setelah engkau bertasbih, Allah mengatakan “Ini untuk-Ku”; setelah
bertahlil, Allah mengatakan “Ini untuk-Ku”; setelah engkau bertahmid,
Allah mengatakan “Ini untuk-Ku”, setelah engkau bertakbir Allah
mengatakan “Ini untuk-Ku”; setelah engkau beristighfar, Allah mengatakan
“Aku telah mengampunimu”.<br />
<br />
Bertasbih berarti membaca:<br />
<br />
<span style="font-size: 24px;"> سُبْحَانَ اللهِ </span><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Subhânallâh (Mahasuci Allah)</span><br />
Bertahlil berarti membaca:<br />
<br />
<span style="font-size: 24px;">لا إِلَهَ إِلا الله وَالله</span><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Lâilâha illallâh (tiada Tuhan selain Allah)</span><br />
Bertahmid berarti membaca:<br />
<br />
<span style="font-size: 24px;">الحَمْدُ للهِ</span><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Alhamdulillâh (segala puji bagi Allah)</span><br />
Bertakbir berarti membaca:<br />
<br />
<span style="font-size: 24px;">الله أَكْبَرُ</span><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Allâhu akbar (Mahabesar Allah)</span><br />
Beristighfar berarti membaca:<br />
<br />
<span style="font-size: 24px;">أَسْتَغْفِرُ الله</span><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Astaghfirullahal ‘adhîm (aku memohon ampun kepada Allah)</span><br />
Menjelang
dilaksanakannya shalat merupakan waktu yang baik untuk dzikir dan
berdoa. Rentang waktu tersebut menjadi momen umat Islam mempersiapkan
diri menunaikan ibadah paling spesial, yakni shalat. Dalam salah satu
hadits juga disebutan bahwa saat kumandang iqamah, adalah saat doa-doa
dikabulkan. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, <span style="font-style: italic;">Al-Adzkâr</span>, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-59955191739093412522016-08-19T02:00:00.000-07:002016-08-19T02:02:26.748-07:00Doa ketika Mengalami Kram atau KesemutanSuatu kali seorang kaki pria di sebelah Ibnu Abbas mengalami kebas (kejang otot, kram, kesemutan). Ibnu Abbas berkata <br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 24px;">اذكر أحبَّ الناس إليك فقال : محمّدٌ صلى الله عليه وسلم فذهبَ خَدَرُه</span></div>
<br />
“Sebutkan nama manusia yang paling mencintaimu! Pria itu lantas mengucapkan ‘Muhammad <span style="font-style: italic;">shallallâhu ‘alaihi wasallam</span>
(semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada beliau)’.
Penyakit itu pun lantas hilang.” (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin
Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)<br />
<br />
Jadi,
salah satu ikhtiar mengatasi kebas selain gerakan-gerakan fisik
tertentu adalah dengan membaca shalawat. Redaksinya bisa beragam,
seperti <span style="font-style: italic;">allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidinâ Muhammad</span>, atau <span style="font-style: italic;">shallallâhu ‘ala sayyidinâ Muhammad</span>, atau yang lebih panjang dari ini.<span style="font-weight: bold;"> </span>rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-31714920989561296632016-08-19T01:59:00.002-07:002016-08-19T02:02:36.260-07:00Doa Shalat Sunah TasbihDoa merupakan ibadah yang mengiringi di hampir seluruh jenis ibadah
lainnya. Apalagi dengan sembahyang. Hubungan keduanya sulit dipisahkan.
Demikian juga dengan sembahyang tasâbih atau lebih lazim disebut
sembahyang tasbîh.<br />
<br />
Berikut ini merupakan doa sembahyang tasbih.
Selain membaca tasbih sebanyak 300 kali, kita juga dianjurkan membaca
doa berikut ini.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 18px;">اللَّهُمَّ
إنِّي أَسْأَلُك تَوْفِيقَ أَهْلِ الْهُدَى وَأَعْمَالَ أَهْلِ الْيَقِينِ
وَمُنَاصَحَةَ أَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ أَهْلِ الصَّبْرِ وَوَجَلَ
أَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ أَهْلِ
الوَرَعِ وَعِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أَخَافَك،</span><br />
<br />
<span style="font-size: 18px;">اللَّهُمَّ
إنِّي أَسْأَلُكَ مَخَافَةً تَحْجِزُنِي عَنْ مَعَاصِيكَ حَتَّى أَعْمَلَ
بِطَاعَتِك عَمَلًا أَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاك وَحَتَّى أُنَاصِحَكَ
بِالتَّوْبَةِ خَوْفًا مِنْك حَتَّى أَخْلُصَ لَك النَّصِيحَةَ حَيَاءً
مِنْكَ وَحَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَحَتَّى
أَكُونَ أُحْسِنَ الظَنَّ بِكَ، سُبْحَانَ خَالِقِ النُّورِ. ا هـ وَفِي
رِوَايَةٍ خَالِقِ النُّورِ</span></div>
<br />
<span style="font-style: italic;">Allâhumma
innî as’aluka taufîqa ahlil hudâ, wa a‘mâla ahlil yaqîn, wa munâshahata
ahlit taubah, wa ‘azma ahlis shabri, wa wajala ahlil khasyyah, wa
thalaba ahlir raghbah, wa ta‘abbuda ahlil wara‘i, wa ‘irfâna ahlil ‘ilmi
hattâ akhâfak.<br /><br />Allâhumma innî as’aluka makhâfatan tahjizunî ‘an
ma‘âshîka hattâ a‘mala bi thâ‘atika ‘amalan astahiqqu bihî ridhâka wa
hattâ unâshihaka bit taubah, khaufan minka hattâ akhlusha lakan
nashîhata hayâ’an minka wa hattâ atawakkala ‘alaika fil ’umûri kullihâ
wa hattâ akûna ’uhsinuz zhanna bika, subhâna khâliqin nûr (lain riwayat
khâliqin nâr).</span><br />
Artinya, “Ya Allah, kepada-Mu aku meminta
petunjuk mereka yang terima hidayah, amal-amal orang yang yakin,
ketulusan mereka yang bertobat, keteguhan hati mereka yang bersabar,
kekhawatiran mereka yang takut (kepada-Mu), doa mereka yang berharap,
ibadah mereka yang wara’, dan kebijaksanaan mereka yang berilmu agar aku
menjadi takut kepada-Mu.<br />
<br />
Ya Allah, masukkanlah rasa takut di
kalbuku yang dapat menghalangi diri ini untuk mendurhakai-Mu. Dengan
demikian aku dapat beramal saleh yang mengantarkanku pada ridha-Mu, dan
aku bertobat setulusnya karena takut kepada-Mu. Dengan itu pula aku
beribadah secara tulus karena malu kepada-Mu. Dengan rasa takut itu aku
menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Karena itu juga aku dapat berbaik
sangka selalu kepada-Mu. Mahasuci Engkau Pencipta cahaya (lain riwayat,
Pencipta api).”<br />
<br />
Doa ini dikutip dari kitab <span style="font-style: italic;">Nihayatuz Zain</span>
karya Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani. Menurutnya, doa ini dibaca
setelah tasyahhud akhir, tetapi sebelum salam. Semoga Allah mengangkat
derajat kita semua dan menempatkan kita di jalan yang Dia restui. <span style="font-style: italic;">Wallahu a‘lam</span>.rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-89627544659870150312016-08-19T01:58:00.002-07:002016-08-19T02:02:48.795-07:00Doa Ta’ziyahTa'ziyah atau melayat orang yang meninggal dunia merupakan bagian dari
ibadah yang dianjurkan dalam Islam, baik sebelum jenazah dikebumikan
maupun sesudahnya hingga sekitar tiga hari. Ta'ziyah bermakna membantu,
dengan membesarkan hati orang-orang yang ditinggalkan agar sabar,
tenang, dan ikhlas terhadap musibah yang dialami. Karena itu nilai
ta'ziyah lebih dari sekadar berkunjung ke rumah duka. Ia mengandung pula
empati, solidaritas sosial, doa, dan tentu saja pelaksanaan dari
anjuran Rasulullah.<br />
<br />
Saat melaksanakan ta'ziyah, si pelayat dianjurkan membaca doa berikut ini:<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 24px;">أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ وَغَفَرَ لمَيِّتِكَ</span></div>
<br />
<span style="font-style: italic;">A‘dlamaLlâhu ajraka wa ahsana ‘azâ’aka wa ghafaraka li mayyitika</span><br />
Artinya:
"Semoga Allah memperbesar pahalamu, dan menjadikan baik musibahmu, dan
mengampuni jenazahmu." (Lihat (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin
Syaraf An-Nawawi, <span style="font-style: italic;">Al-Adzkâr</span>, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)<br />
<br />
Atau bisa juga:<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 24px;">إِنَّ
لِلَّهِ تَعِالى مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ
بِأَجَلٍ مُسَمَّى فمُرْهَا فَلْتَصْبرْ وَلْتَحْتَسِبْ</span></div>
<br />
<span style="font-style: italic;">Inna liLlâhi taâlâ mâ akhadza wa lahu mâ a’thâ wa kullu syai-in ‘indahu bi ajalin musammâ famurhâ faltashbir wal tahtasib</span><br />
Artinya:
“Sesungguhnya Allah maha memiliki atas apa yang Dia ambil dan Dia
berikan. Segala sesuatu mempunyai masa-masa yang telah ditetapkan di
sisi-Nya. Hendaklah kamu bersabar dan mohon pahala (dari Allah).” (HR
Bukhari dan Muslim)rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-14391501950876158382016-08-19T01:57:00.002-07:002016-08-19T02:03:00.302-07:00Lafal Niat PuasaSebagaimana ibadah-ibadah lain, niat menjadi rukun yang mesti dilakukan
dalam puasa Ramadhan. Niat adalah iktikad tanpa ragu untuk melaksanakan
sebuah perbuatan. Kata kuncinya adalah adanya maksud secara sengaja
bahwa setelah terbit fajar ia akan menunaikan puasa. Imam Syafi’I
sendiri berpendapat bahwa makan sahur tidak dengan sendirinya dapat
menggantikan kedudukan niat, kecuali apabila terbersit (<span style="font-style: italic;">khathara</span>) dalam hatinya maksud untuk berpuasa. (<span style="font-style: italic;">al-Fiqh al-Islami</span>, III, 1670-1678).<br />
<br />
Meski niat adalah urusan hati, melafalkannya (<span style="font-style: italic;">talaffudh</span>)
akan membantu seseorang untuk menegaskan niat tersebut. Talaffudh
berguna dalam memantapkan iktikad karena niat terekspresi dalam wujud
yang konkret, yaitu bacaan atau lafal.<br />
<br />
Tentang hal ini, sering
kita jumpai beragam versi bacaan niat puasa. Perbedaan terutama ada pada
bagian harakat kata رمضان; apakah ia dibaca <span style="font-style: italic;">ramadlâna </span>atau <span style="font-style: italic;">ramadlâni</span>. Sebagian masyarakat membaca lafal niat di malam hari seperti ini:<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 24px;">نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى</span></div>
<br />
Menurut kaidah ilmu nahwu, redaksi tersebut keliru. Jika memaksa memilih membaca <span style="font-style: italic;">ramadlâna </span>(dengan harakat fathah), maka pilihan yang paling mungkin kalimat selanjutnya adalah <span style="font-style: italic;">hâdzihis sanata </span>(sebagai dharaf zaman/keterangan waktu), bukan <span style="font-style: italic;">hâdzhis sanati</span>. <span style="font-style: italic;">Ramadlâna </span>dibaca fathah sebagai <span style="font-style: italic;">‘alamat jar </span>karena termasuk isim ghairu munsharif yang ditandai dengan tambahan alif dan nun sebagai illatnya.<br />
<br />
Yang paling sempurna adalah membacanya dengan harakat kasrah, <span style="font-style: italic;">ramadlâni</span>, yakni dengan meng-<span style="font-style: italic;">idhafah-</span>kan
(menggabungkan) dengan kata sesudahnya. Konsekuensinya, ia tidak lagi
ghairu munsharif sehingga berlaku hukum sebagai isim mu’rab pada
umumnya. Hal ini sesuai dengan ungkapan Al-‘Allâmah Abû ‘Abdillâh
Muhammad Jamâluddîn ibn Mâlik at-Thâî alias Ibnu Malik dalam nadham <span style="font-style: italic;">Alfiyah</span>:<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 24px;">وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَا لاَ يَنْصَرِفْ ¤ مَا لَمْ يُضَفْ اَوْ يَكُ بَعْدَ اَلْ رَدِفْ</span></div>
<br />
“Tandailah <span style="font-style: italic;">jar </span>isim ghairu munsharif dengan fathah, selagi tak di-<span style="font-style: italic;">idhafah-</span>kan (digabung dengan kata setelahnya) atau tidak menempel setelah ‘al’.”<br />
<br />
Jika <span style="font-style: italic;">ramadlâni </span>diposisikan sebagai mudhaf (di samping sekaligus jadi mudhaf ilaih-nya "<span style="font-style: italic;">syahri"</span>) maka <span style="font-style: italic;">hadzihis sanati </span>mesti
berposisi sebagai mudhaf ilaih dan harus dibaca kasrah. Pembacaan
dengan model mudhaf-mudhaf ilaih inilah yang paling dianjurkan. Sehingga
bacaan yang tepat dan sempurna adalah:<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 24px;">نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى</span></div>
<br />
“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.”<br />
<br />
Yang
perlu diingat, kekeliruan dalam melafalkan niat tak berpengaruh pada
keabsahan puasa, selama terbesit dalam hati untuk berpuasa. Seperti
dikatakan, niat berhubungan dengan getaran batin. Sehingga ucapan lisan
hanya bersifat sekunder belaka. Tapi kekeliruan akan menimbulkan rasa
janggal, terutama di mata para ahli gramatika Arab. <span style="font-style: italic;">Wallahu a'lam.</span>rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-6179608504149413612016-08-19T01:55:00.002-07:002016-08-19T01:56:03.200-07:00Perayaan Maulid Nabi MuhammadKatib Syuriah PCNU Jombang H Abd Kholiq Hasan mengajak warga nahdliyin
mengetahui dalil-dalil anjuran merayakan atau memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW. Pasalnya tak sedikit golongsn yang menganggap perayaan itu
adalah bid’ah yang sesat. <br />
<><br />
Dalam pandangan Gus Kholiq,
sapaan akrabnya, peringatan Maulid Nabi pada dasarnya adalah ungkapan
rasa senang dan gembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW. Rasa senang
dan gembira itu sendiri merupakan perintah Allah SWT. <br />
<br />
Dalam
Al-Qur’an surah Yunus ayat 58, lanjut dia, disebutkan anjuran untuk
bergembira dengan karunia Allah dan rahmat-Nya sebab Karunia Allah dan
rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.<br />
<br />
Rasa
senang dan gembira ini, kata dia, sebagaimana yang telah Nabi contohkan
sendiri dengan cara berpuasa pada hari kelahiran beliau. Dalam sebuah
hadits diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari yang artinya bahwa
Rasulullah pernah ditanya tentang puasa Senin. Nabi menjawab, pada hari
itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku. <br />
<br />
Sedangkan
untuk memperingati Maulid Nabi ini, menurut Gus Kholiq, terdapat
dorongan kuat untuk membaca shalawat dan salam kepadanya. Sebab
dijelaskan dalam Al-Qur’an surah QS. al-Ahzab ayat 56, Allah dan para
malaikatnya bershalawat kepada Nabi Muhammad saat lahir. <br />
<br />
“Innallaaha
wa malaaikatahu yushalluna alan nabi. Yaa ayyuhalladzina amanu shallu
‘alaihi asallimu taslima. (Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya),” terangnya
kepada NU Online, Senin (7/12).<br />
<br />
Segala sesuatu yang menjadi
dorongan untuk melakukan perbuatan yang dianjurkan oleh syara’, berarti
dianjurkan pula dalam syara’. Dan segala sesuatu yang menjadi dorongan
melakukan perbuatan yang diperintahkan oleh syara’, berarti
diperintahkan pula dalam syara’. “Salah satu kaidah ushuliyah disebutkan
maa laa yutimmul wajibu illa bihi fahua wajibun (Sesuatu yang tidak
dapat sempurna sesuatu yang wajib kecuali dengannya, maka sesuatu
tersebut juga berhukum wajib),” imbuhnya.<br />
<br />
Ia menjelaskan, sekitar
lima abad yang lalu, Imam Jalaluddin al-Suyuthi (849-901 H/1445-1505 M)
pernah menjawab polemik tentang perayaan Maulid Nabi ini. Beberapa
orang mempertanyakan tentang hukum merayakan Maulid Nabi, menukil dalam
kitab al-Hawi li al-Fatawi beliau menjelaskan.<br />
<br />
“Ada sebuah
pertanyaan tentang perayaan Maulid Nabi pada bulan Rabi’ul Awal,
bagaimana hukumnya menurut syara’. Apakah terpuji ataukah tercela? Dan
apakah orang yang melakukan diberi pahala ataukah tidak? Beliau
menjawab: “Jawabannya menurut saya bahwa semula perayaan Maulid Nabi
yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi
sejak kelahirannya sampai perjalanan kehidupan-nya. Kemudian
menghidangkan makanan yang dinik-mati bersama, setelah itu mereka
pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah
hasanah. Orang yang melakukan diberi pahala karena mengagungkan derajat
Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi
Muhammad yang mulia,” tuturnya.<br />
<br />
Terahir, Kholiq menjelaskan
beberapa fadilah (keutamaan) dalam merayakan Maulid Nabi muhammad. Di
antaranya adalah sebagaimana yang dikutip oleh al-Imam Syihâbuddin Ahmad
bin Hajar al-Haitami asy-Syafi’i (899-974 H/1494-1566 M) dalam kitabnya
al-Ni’matu al-Kubra ‘ala al-‘Alam fî Maulidi Sayyidi Waladi Adam.
“Sayyidina Abû Bakar ash-Shiddiq berkata, barangsiapa yang menginfaqkan
satu dirham atas dibacanya Maulid Nabi, maka ia adalah temanku di
surga,” katanya.<br />
<br />
“Sayyidina ‘Umar bin Khaththâb berkata
barangsiapa yang mengagungkan Maulid Nabi, sungguh ia telah menghidupkan
agama islam. Dan Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq berkata, Barangsiapa
yang menginfaqkan satu dirham atas dibacanya Maulid Nabi, maka
seakan-akan ia rela mengorbankan jiwanya untuk membela agama pada perang
Badar dan perang Hunanin. Sayyidina ‘Ali bin Abî Thâlib juga berkata,
barangsiapa yang mengagungkan Maulid Nabi dan ia menjadi sebab dibacanya
Maulid Nabi, maka ia tidak akan meninggal kecuali dengan iman dan masuk
surga tanpa hisab,” lanjutnya. (Syamsul)rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-38622504861402219652016-08-19T01:53:00.001-07:002016-08-19T01:56:11.928-07:00Tidak Suka Maulid Nabi itu SombongHabib Hasan bin Agil Al Ba'bud mengingatkan tentang banyaknya
aliran-aliran dalam Islam yang dewasa ini mengeluarkan fatwa-fatwa yang
dapat memecah belah umat Islam. Ia mengajak warga untuk tetap menjaga
soliditas dan tak mudah terpancing dengan provokasi yang diembuskan dari
luar.<br />
<br />
"Jangan mudah terprovokasi dan termakan dengan
fatwa-fatwa yang tidak jelas kebenarannya. Jangan pula hanya melihat
simbol organisasinya karena banyak sekali yang memakai simbol organisasi
NU tetapi amaliahnya bukan NU," katanya dalam pengajian Peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Pesantren Sunan Jatiagung,
Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Ahad (10/1).<br />
<br />
Peringatan
Maulid Nabi yang dihadiri oleh sejumlah tokoh dan pejabat di tingkat
Kabupaten dan Provinsi ini merupakan rangkaian penutup dari kegiatan
Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Ke-1 Idarah Wustha Jam’iyyah Ahlith
Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah Provinsi Lampung.<br />
<br />
Habib asal
dari Purworejo, Jawa Tengah ini juga menyinggung soal orang yang bukan
hanya tidak setuju dengan Maulid Nabi tapi sudah pada level tidak suka
pada perayaan untuk menghormati kelahiran Rasulullah tersebut. <br />
<br />
"Jika
mengaku pengikut Nabi, cinta kepada Nabi, tetapi tidak suka dan tidak
mau memperingati Maulid Nabi, itu berarti sombong terhadap Nabi,"
ujarnya.<br />
<br />
Menurutnya, Maulid Nabi baik dilaksanakan karena di
dalamnya terdapat kegiatan membaca Al-Qur’an, bershalawat kepada Nabi,
ta'lim atau ngaji, dan bersedekah. “Itu melambangkan rasa cinta kita
kepada Nabi," tegasnya.<br />
<br />
Acara Pengajian Akbar tersebut juga
dihadiri ribuan jamaah yang datang dari berbagai penjuru daerah yang ada
di Propinsi Lampung. Habib Lutfi, Rais ‘Aam Jatman yang dijadwalkan
menutup acara berhalangan hadir.<b> </b>rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-15582037889177316852016-01-30T17:09:00.000-08:002016-01-30T17:09:48.135-08:00 HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA I<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><b><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah <u>orang yang paling baik akhlaknya</u> dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya".</span></i></b><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;"> (HR. Ar-Ridha)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;">
<br /></div>
<ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Rasulullah SAW bersabda, <b>"Sesungguhnya
seorang Mukmin-karena kebaikan akhlaknya-menyamai derajat orang
yang biasa melakukan shaum dan menunaikan shalat malam."</b> (HR Abu Dawud)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt;">
<br /></div>
<ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:<br /> «</span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">مَا
مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ،
وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ
الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">]<br /> <b>Tidak
ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih
berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak
mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. </b>[Sunan Tirmidzi: Sahih]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="4" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Rasulullah SAW bersabda<b>,"Sesungguhnya
orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya dengan
majelisku pada Hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik
akhlaknya. Sebaliknya, orang yang aku benci dan paling jauh dari
diriku adalah orang yang terlalu banyak bicara (yang tidak
bermanfaat, pen.) dan sombong."</b> HR at-Tirmidzi).</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="5" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Baginda
Rasulullah SAW menyebut sejumlah keistimewaan akhlak mulia ini.
Saat beliau ditanya tentang apa itu kebajikan (al-birr), misalnya,
beliau lansung menjawab, <b>"Al-Birr husn al-khulq (Kebajikan itu adalah akhlak mulia."</b> (HR Muslim).</span></i></span></li>
</ol>
<div class="">
<br /></div>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="6" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Beliau bahkan bersabda<b>,
"Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang
Mukmin pada Hari Kiamat nanti selain akhlak mulia. Sesungguhnya
Allah membenci orang yang berbuat keji dan berkata-keta keji."</b> (HR at-Tirmidzi)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt;">
<br /></div>
<ol start="7" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Rasulullah SAW pun menyebut Muslim yang berakhlak mulia sebagai manusia terbaik. Beliau bersabda, <b>"Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya." </b>(HR al-Bukhari dan Muslim).</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="8" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Dari Sahl bin Sa'ad radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:<br /> </span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">إن الله يحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها [المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">]<br /> <b>Sesungguhnya Allah mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang buruk.</b> [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="9" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">An-Nawwaas
bin Sim'aan Al-Anshary radiyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya
kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan dan
keburukan, dan Rasulullah menjawab:<br /> «</span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» [صحيح مسلم</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">]<br /> <b>Kebaikan
adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang
mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain
mengetahuinya.</b> [Sahih Muslim]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="10" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Dari Abu Umamah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:<br /> «</span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">أَنَا
زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ
وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ
تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ» [سنن أبي داود: حسن</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">]<br /> <b>Saya
menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat
sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang
tidak berbohong sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga
bagi orang yang mulia akhlaknya.</b> [Sunan Abi Daud: Hasan]</span></i></span></li>
</ol>
rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-66045445986570242762016-01-30T17:08:00.002-08:002016-01-30T17:09:48.151-08:00HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA II<ol start="11" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Dari Jabir bin Samurah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:<br /> " </span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلَامًا، أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا " [مسند أحمد: صحيح</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">]<br /> <b>Sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya.</b> [Musnad Ahmad: Sahih]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="12" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Dari Jabir radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:<br /> «</span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">إِنَّ
مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ
القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ
وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ
الثَّرْثَارُونَ وَالمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ» [سنن الترمذي</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">: </span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">صحيح</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">]<br />
Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling
dekat tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang paling mulia
akhlaknya, dan yang paling aku benci dari kalian dan yan paling
jauh tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak bicara,
angkuh dalam berbicara, dan sombong. [Sunan Tirmidzi: Sahih]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="13" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:<br /> </span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">لن تسعوا الناس بأموالكم ولكن يسعهم منكم بسط الوجه وحسن الخلق [مسند البزار: حسنه الألباني</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">]<br /> <b>Kalian
tidak akan mempu memberi kepada semua orang dengan hartamu, akan
tetapi kamu bisa memberi kepada semua orang dengan senyuman dan akhlak
mulia.</b> [Musnad Al-Bazzar: Hasan]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="14" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Dari Ibnu Mas'ud dan Aisyah radiyallahu 'anhuma; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa ...<br /> " </span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">اللهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِيْ، فَأَحْسِنْ خُلُقِيْ</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;"> "<br /> <b>Ya Allah .. Engkau telah memuliakan penciptaanku, maka muliakanlah akhlakku.</b> [Musnad Ahmad: Sahih]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="15" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Jabir
bin Abdillah radiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam ketika memulai salat ia bertakbir kemudian
membaca ...<br /> «</span></i><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">إِنَّ
صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ
الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ
الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي
سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا
إِلَّا أَنْتَ</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">»<br />
"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya
untuk Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan
demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam<b>, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia</b>, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, <b>dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak yang buruk,</b> tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt;">
<br /></div>
<ol start="16" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;"> Ummu
Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, "Ya Rasulullah, seorang wanita
dari kami ada yang kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat
dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang
akan menjadi suaminya di surga?" Nabi Saw menjawab, "Dia disuruh
memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya
dengan berkata, "Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia
paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia.
Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk
kehidupan dunia dan akhirat." (HR. Ath-Thabrani)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="17" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Kamu
tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi
dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik."
(HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="18" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Kebajikan
itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang
merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang
lain."(HR. Muslim)</span></i></span></li>
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Ya
Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi
bertanya-tanya kepada orang lain. Nabi Saw menjawab, "Katakan:
'Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah lurus (jujur)'." (HR.
Muslim)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt;">
<br /></div>
<ol start="20" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Jauhilah
segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling
beribadah. Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu
niscaya kamu menjadi orang paling kaya. <b>Berperilakulah yang baik</b>
kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah
orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri
niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa.
Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati." (HR. Ahmad
dan Tirmidzi)</span></i></span></li>
</ol>
rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-32148587202232870902016-01-30T17:07:00.005-08:002016-01-30T17:09:48.137-08:00 HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA III<ol start="31" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Bukan
akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai
kandungan hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari
Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari setan. (HR.
Asysyihaab)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="32" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya. (HR. Tirmidzi)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="33" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Dekatkan
dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum
lemah dan berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu
memperoleh rezeki dan pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum
lemah di kalangan kamu." (HR. Muslim)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="34" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Barangsiapa
rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat
derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka
Allah akan merendahkannya." (HR. Ath-Thabrani)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="35" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Allah
mewahyukan kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak
ada orang yang menzalimi orang lain atau menyombongkan dirinya
terhadap orang lain. (HR. Ahmad)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="36" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Sifat
malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan
perkataan busuk adalah kebengisan tabi'at dan kebengisan tabi'at
di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="37" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Sesungguhnya
cemburu (yakni cemburu yang wajar dan masuk akal adalah bagian)
dari keimanan. (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Babawih)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="38" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Kebajikan
ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal
dalam dadamu dan kamu tidak suka bila diketahui orang lain. (HR.
Muslim)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="39" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Mintalah
fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah
apa yang menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan
dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam
dada walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa kepadamu.
(HR. Muslim)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="40" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Orang yang membawa (mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia terbebas dari kesombongan. (HR. Al-Baihaqi).</span></i></span></li>
</ol>
rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-68598383610244380222016-01-30T17:07:00.002-08:002016-01-30T17:09:48.154-08:00 HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA IV<ol start="41" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Orang yang mengharamkan kelemah lembutan, maka akan diharamkan baginya segala kebaikan." [HR. Muslim]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="42" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "times new roman" , "serif"; line-height: 150%;">اللهم من ولي من أمر أمتي شيئا فشق عليهم فاشقق عليه، ومن ولي من أمر أمتي شيئا فرفق بهم فارفق به</span></i><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;"><br />
Artinya: "Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku,
kemudian ia memberatkan mereka, maka beratkanlah ia. Dan siapa
saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia bersikap lemah
lembut kepada mereka, maka lemah lembutlah Engkau kepadanya." [HR.
Muslim]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="43" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Di
antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang
kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang
terus-menerus melakukan perbuatan dosa. "(HR. Al Hakim)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="44" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Tahukah
kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan
rasulNya lebih mengetahui." Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya
orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada
hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi
dia pernah mencaci-maki orang dan menuduh orang itu berbuat zina.
Dia pernah memakan harta orang itu, lalu dia menanti orang ini
menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu
mengambil pula pahalanya. Bila pahala- pahalanya habis sebelum
selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa
orang- orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia
dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="45" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Kelak
akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit
sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh
kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan
bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang
kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam
sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al
Hakim)</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="46" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">"Janganlah
engkau menyepelekan kebaikan sedikitpun meski sekadar menuangkan
air dari ember timbamu ke bejana orang yang meminta air, dan meski
sekadar berbicara dengan saudaramu dengan wajah yang
berseri-seri." [HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa'i]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="47" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; line-height: 150%;">Rasulullah
saw bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka hendaklah ia berkata baik atau diam." [Hadits riwayat Mutafaq
'alaih]</span></i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="48" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Tidak
ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang
lebih luas baginya daripada sabar. (HR. Al Hakim)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="49" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="50" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Ada
tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan
keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita
keluarkan). (HR. Ath-Thabrani)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-91140075515865628682016-01-30T17:04:00.009-08:002016-01-30T17:09:48.156-08:00HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA V <br />
<ol start="51" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Orang
yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang
yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan
Abu Dawud)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="52" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="53" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Menyendiri
lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan bergaul
yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang
yang baik lebih baik daripada berdiam dan berdiam adalah lebih
baik daripada berbicara (ngobrol) yang buruk. (HR. Al Hakim)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="54" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Seorang
mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih
besar pahalanya dari yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak
sabar dalam menghadapi gangguan mereka. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="55" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Amal
perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib)
ialah memasukkan kesenangan ke dalam hati (menghibur hati) seorang
muslim. (HR. Ath-Thabrani)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="56" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Seorang
mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib
padanya dia segera memperbaikinya. (HR. Bukhari)</i></span></li>
</ol>
<div class="">
<br /></div>
<ol start="57" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Tiga
perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah
dalam segala situasi dan kondisi, saling menyadarkan (menasihati)
satu sama lain, dan menyantuni saudara-saudaranya (yang
memerlukan). (HR. Ad-Dailami)</i></span></li>
</ol>
<div class="">
<br /></div>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="58" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Jibril
Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap
lunak (toleran dan mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii')</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt;">
<br /></div>
<ol start="59" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Seorang
muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan
tidak mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak
merusaknya (kehormatan dan nama baiknya). (HR. Muslim)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="60" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Rasulullah Saw melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-Thabrani)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-44636486770179628452016-01-30T17:04:00.006-08:002016-01-30T17:09:48.143-08:00HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA VI<ol start="61" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Janganlah
kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, "Ya
Rasulullah, kami memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang."
Rasulullah kemudian berkata, "Kalau memang harus duduk-duduk maka
berilah jalanan haknya." Mereka bertanya, "Apa haknya jalanan
itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Memalingkan pandangan
(bila wanita lewat), menghindari gangguan, menjawab ucapan salam
(dari orang yang lewat), dan beramar ma'ruf nahi mungkar."
(Mutafaq'alaih)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="62" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al-Baihaqi)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="63" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas pemberian hadiah tersebut. (HR. Bukhari)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="64" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="65" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Hendaknya
kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu
dapat melenyapkan kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="66" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Seorang
pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang
lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan
menghormatinya. (HR. Tirmidzi)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="67" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati
tamunya. Kewajiban menjamu tamu hanya satu hari satu malam. Masa
bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu termasuk sedekah. Tidak
halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan tuan
rumah. (HR. Al-Baihaqi)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="68" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Barangsiapa
menerima kebaikan (pemberian) dari kawannya (saudaranya) tanpa
diminta hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya
itu adalah rezeki yang disalurkan Allah untuknya. (HR. Al Hakim)</i></span></li>
</ol>
<div class="">
<br /></div>
<ol start="69" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Barangsiapa
membela (nama baik dan kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya
maka Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat. (HR.
Al-Baihaqi</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="70" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Apabila
kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah
(membelanya) padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah
akan merendahkannya di dunia dan di akhirat. (HR. Al Baghowi dan
Ibnu Babawih)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-49570700071574920012016-01-30T17:03:00.005-08:002016-01-30T17:09:48.145-08:00HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA VII<ol start="71" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Jiwa-jiwa
manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan
bila tidak saling mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="72" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Tiada
beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu
bagi saudaranya sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR.
Bukhari)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="73" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Hubungilah
orang yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu)
kepada orang yang enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang
yang menzalimi kamu (Artinya, jangan menghiraukan orang yang
menzalimi kamu). (HR. Ahmad)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="74" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Belalah
(tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia
zalim, cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi
upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR. Bukhari)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="75" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Barangsiapa tidak memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin maka dia bukan termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="76" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Jangan
menunjukkan kegembiraan atas penderitaan saudaramu, niscaya Allah
akan menyelamatkannya dan akan menimpakan (musibah) kepadamu.
(HR. Aththusi dan Tirmidzi)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="77" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Apabila kamu memukul, hindarilah wajah. (HR. Mashabih Assunnah)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="78" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Wahai
segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak
ada kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan
bagi seorang yang bukan Arab atas orang Arab dan yang (berkulit)
merah atas yang hitam dan yang hitam atas yang merah, kecuali
dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR.
Ahmad)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="79" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Tidak boleh ada gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan) dan tidak boleh ada paksaan. (HR. Malik)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="80" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Cukup jahat orang yang menghina saudaranya. (HR. Muslim)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-52573869623698409392016-01-30T17:03:00.002-08:002016-01-30T17:09:48.148-08:00HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA VIII<ol start="81" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Tidak
halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan
saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk
berdialog mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah yang
pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="82" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="83" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Tidak
akan masuk surga orang yang suka mencuri berita (suka
mendengar-dengar berita rahasia orang lain). (HR. Bukhari)</i></span></li>
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Perumpamaan
orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas
kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka
seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;">
<br /></div>
<ol start="85" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i> Kawan
pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia
tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya.
Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi.
Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR.
Bukhari)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="86" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Tiada
beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi
orang yang tidak menepati janji. (HR. Ad-Dailami)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="87" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Tunaikanlah
amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat
terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="88" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Orang
yang diajak bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang
bisa memegang amanat (jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia).
(HR. Ath-Thabrani)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="89" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Aku
menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya
orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku
melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari
dan Muslim) yang dimaksud hadits ini adalah fakir miskin yang
sabar dan bersyukur dan kebanyakan wanita masuk neraka adalah
karena banyak mengeluh kepada suami dan tak mau bersyukur.</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="90" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Sesungguhnya
agama ini mudah dan tiada seorang yang mempersulit agama, kecuali
pasti dikalahkannya (menemui kesulitan). Bertindaklah tepat,
lakukan pendekatan, sebarkan berita gembira, permudahlah dan
gunakan siang dan malam hari serta sedikit waktu fajar sebagai
penolongmu. (HR. Bukhari)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-34894476637068062562016-01-30T17:02:00.004-08:002016-01-30T17:09:48.140-08:00HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA IX<ol start="91" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya. (HR. Ahmad)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;">
<br /></div>
<ol start="92" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Sebaik-baik
umatku adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan
shalat Qashar, dan jika berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi
apabila melakukan keburukan dia beristighfar. Dan seburuk-buruk
umatku adalah yang dilahirkan dalam kenikmatan dan dibesarkan
dengannya, makanannya sebaik-baik makanan, dia mengenakan pakaian
mewah-mewah dan bila berkata tidak benar (tidak jujur). (HR.
Ath-Thabrani)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="93" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Allah
Azza wajalla mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap
mukmin lainnya, yaitu: (1) melihat saudara seimannya dengan rasa
hormat dalam pandangan matanya; (2) mencintainya di dalam hatinya;
(3) menyantuninya dengan hartanya; (4) tidak menggunjingnya atau
mendengar penggunjingan terhadap kawannya; (5) menjenguknya bila
sakit; (6) melayat jenazahnya; (7) dan tidak menyebut kecuali
kebaikannya sesudah ia wafat. (HR. Ibnu Baabawih)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="94" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Sebaik-baik
kamu ialah yang diharapkan kebaikannya dan aman dari
kejahatannya, dan seburuk-buruk kamu ialah yang tidak diharapkan
kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya. (HR. Tirmidzi dan
Abu Ya'la)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="95" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Aku
mengagumi seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji
Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan
bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun
dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut isterinya. (HR.
Ahmad dan Abu Dawud)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="96" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Seorang
mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada
seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan ..(HR. Muslim)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="97" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang ucapannya kotor. (HR. Bukhari)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="98" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Penghuni
neraka ialah orang yang buruk perilaku dan akhlaknya dan orang
yang berjalan dengan sombong, sombong terhadap orang lain,
menumpuk harta kekayaan dan bersifat kikir. Adapun penghuni surga
ialah rakyat yang lemah, yang selalu dikalahkan. (HR. Al Hakim dan
Ahmad)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="99" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Rasulullah Saw melarang orang makan atau minum sambil berdiri. (HR. Muslim)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="100" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Seorang
sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang
akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda:
"Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari
(kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya
bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa.
Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul."
(HR. Ath-Thabrani)</i></span></li>
</ol>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<ol start="101" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"><i>Barangsiapa
ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi
hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)</i></span></li>
</ol>
<span style="font-size: medium;"><br /></span>
<div class="" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-48811245610845874972016-01-30T17:01:00.004-08:002016-01-30T17:16:32.786-08:00Do’a memohon perbaikan semua hal dan urusanBagi yang menginginkan agar hidup kita menjadi lebih baik, kita amalkan doa yang bagus ini yuk....!! <span class="text_exposed_show"><br /> .<br /> Do’a memohon perbaikan semua hal dan urusan. Dan doa paling agung berkenaan dengan hal itu adalah :<br /> .<br />
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻟِﻰ ﺩِﻳﻨِﻰَ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻫُﻮَ ﻋِﺼْﻤَﺔُ ﺃَﻣْﺮِﻯ
ﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻟِﻰ ﺩُﻧْﻴَﺎﻯَ ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻌَﺎﺷِﻰ ﻭَﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻟِﻰ ﺁﺧِﺮَﺗِﻰ
ﺍﻟَّﺘِﻰ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﻌَﺎﺩِﻯ ﻭَﺍﺟْﻌَﻞِ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓَ ﺯِﻳَﺎﺩَﺓً ﻟِﻰ ﻓِﻰ ﻛُﻞِّ
ﺧَﻴْﺮٍ ﻭَﺍﺟْﻌَﻞِ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ ﺭَﺍﺣَﺔً ﻟِﻰ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺷَﺮٍّ “<br /> .<br />
Allahumma ashlihlii diinii lladzii huwa ‘ishmatu amrii, wa ashlihlii
dunyaya llatii fiihaa ma’asyii, wa ashlihlii akhirotii llatii fiihaa
ma’adii, waj’alilhayaata ziyaadatan lii fii kulli khair, waj’alil mauta
raahatan lii min kulli syarr.” (HR. Muslim) <br /> .<br /> Ya Allah
perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku
duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku
yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini
penambah kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku
dari segala kejelekan. <br /> .<br /> Semoga bermanfaat.</span>rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1433785636907315119.post-73462515740959360812016-01-30T17:01:00.002-08:002016-01-30T17:16:32.800-08:00Janganlah Mencela Orang Lain“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang<br />
lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari<br />
mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan<span class="text_exposed_show"><br /> mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela<br /> itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu<br /> sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan<br /> adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan<br /> barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka<br /> itulah orang-orang yang zalim “ (QS. Al Hujuraat :11)</span>rohman firmansyahhttp://www.blogger.com/profile/09744854400631338994noreply@blogger.com0